makalah mengenai pelapisan
sosial
anggota kelompok 8
·
andes cristian tambunan (10416754)
·
muhammad ridwan firdaus (15416061)
·
patrick allo
(15416736)
MAKALAH “PELAPISAN SOSIAL DAN
KESAMAAN DERAJAT”
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah
perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang
pada kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan
hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan
sosial lainnya.
Dalam hal ini, stratifikasi sosial terbentuk dengan
sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat. Pada dasarnya stratifikasi
sosial terbagi atas persamaan derajat yang dimiliki oleh suatu kelompok hingga membentuk
lapisan sosial di masyarakat.
Stratifikasi sosial sendiri memiliki sifat positif di
masyarakat, contohnya adalah stratifikasi sosial yang sengaja dibentuk untuk
tujuan bersama. Stratifikasi yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan
tertentu biasanya berkaitan dengan wewenang dan pembagian kekuasaan resmi dalam
organisasi formal atau politik.
Akhir-akhir ini sering timbul pertikaian karena
perbedaan-perbedaan kecil yang sedikit menyinggung masalah sosial dan juga
kesamaan derajat. Maka kami sebagai mahasiswa memiliki bentuk kepedulian untuk
memberikan kontribusi ini minimal dengan menyusun makalah yang
berkaitan dengan berbagai pengetahuan akan Pelapisan Sosial dan Kesamaan
Derajat.
1. TUJUAN
§
Pemenuhan nilai tugas mata kuliah ilmu sosial dasar
tahun ajaran 2016/2017.
§
Pembahasan lebih detail tentang pelapisan sosial dan
persamaan derajat.
§
Mengetahui teori pelapisan sosial dan persamaan
derajat.
§
Mengetahui dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial.
§
Mengetahui tentang ciri-ciri dari massa.
BAB II
PEMBAHASAN
PELAPISAN
SOSIAL
Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai
dengan suatu cara hidup dalam kesadaran tertentu. Pelapisan sosial merupakan
gejala yang bersifat keseluruhan . Di dalam masyarakat mana pun, pelapisan
sosial selalu ada .
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa
selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya
pelapisan sosial terjadi. Wujudnya bisa dilihat dalam lapisan-lapisan
masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah. Dasar tinggi
dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam
perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial itu .
Pelapisan sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang
adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese
dan prestise. Pelapisan sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan
penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat
(hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul
“Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Dapat
disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam
masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara berkasta.
1. SEJARAH
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PELAPISAN SOSIAL
Menurut
Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial (social stratification) adalah
perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat
(hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas sosial lebih tinggi dan
kelas sosial yang lebih rendah. Selanjutnya, Sorokin menjelaskan bahwa dasar
dan inti lapisan sosial dalam masyarakat disebabkan tidak adanya keseimbangan
dalam pembagian hak, kewajiban, dan tanggung jawab nilai sosial di antara
anggota masyarakat. Pitirim A. Sorokin mengatakan pula bahwa sistem lapisan
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat teratur. Barang
siapa memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah banyak maka akan dianggap
memiliki kedudukan di lapisan atas. Bagi mereka yang hanya memiliki sedikit
atau bahkan tidak memiliki sesuatu yang berharga maka akan dipandang memiliki
kedudukan rendah.
Menurut
Soerjono Soekanto, selama pada masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai maka
hal itu akan menjadi bibit yang menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis.
Barang atau sesuatu yang dihargai pada masyarakat mungkin berupa uang atau
benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu
pengetahuan, ketaatan dalam beragama, atau mungkin juga keturunan dari keluarga
yang terhormat. Hassan Sadilly mengatakan bahwa lapisan dalam masyarakat
menunjukkan:
- keadaan
senasib, dengan paham ini kita mengenal lapisan yang terendah, yaitu
lapisan pengemis, lapisan masyarakat kelas bawah, dan sebagainya;
- persamaan
batin atau kepandaian, lapisan masyarakat terpelajar, atau lapisan
masyarakat sejenisnya bahwa di dalamnya terdapat stratifikasi sosial
berdasarkan tingkat penguasaan akan keilmuannya (pengetahuan).
Dengan
demikian, kehidupan pada masyarakat akan dijumpai orang-orang yang memiliki
sesuatu yang dihargai atau dibanggakan karena lebih banyak daripada orang lain.
Oleh karena itu, ia akan dianggap mempunyai status atau kedudukan sosial yang
lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki sesuatu yang terbatas atau
tidak memilikinya sama sekali sehingga kedudukannya di masyarakat akan lebih
rendah. Seseorang yang memiliki kedudukan, baik yang rendah maupun yang tinggi,
sama-sama memiliki sifat yang kumulatif. Artinya, mereka yang memiliki
kedudukan ekonomi tinggi biasanya relatif mudah untuk menduduki kedudukan yang
lain sehingga mendapat kehormatan di masyarakat. Begitu juga bagi mereka yang
sedikit memiliki sesuatu atau bahkan tidak memilikinya.
Biasanya
mereka akan cenderung semakin sulit untuk menaikkan kedudukannya karena mereka
tidak memiliki sesuatu yang diandalkan atau dibanggakan. Pada prinsipnya,
kedudukan sosial ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kelas ekonomi,
kelas sosial, dan kelas politik.
Orang
yang memiliki kebanggaan tertentu dalam bidang politik atau kekuasaan, biasanya
cenderung akan menduduki juga lapisan atas yang didasarkan pada nilai ekonomis.
Mereka yang kaya secara material, umumnya cenderung menempati kedudukan penting
dalam pemerintahan, sepanjang didukung oleh nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Ukuran yang dominan dalam pembentukan pelapisan sosial
pada masyarakat adalah sebagai berikut:
·
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan
ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada,
barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak
mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan
tersebut dapat dilihat dari tempat tinggal atau barang-barang tersier yang
dimilikinya.
·
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang
paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai atau
disegani orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
·
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan
menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
·
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh
anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang
paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang
disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor
ataupun gelar profesional seperti profesor.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif
(terbatas), tetapi masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan
tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan
sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya
tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang
bersangkutan.
2. SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL
·
Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed
Social Stratification)
Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi
kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang
merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu-satunya jalan untuk menjadi
anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran. Stratifikasi
sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.
·
Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social
Stratification)
Dalam stratifikasi sosial terbuka kemungkinan untuk
pindah dari satu lapisan ke lapisan lain sangat besar. Stratifikasi sosial
terbuka memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berpindah lapisan sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang cakap
dan tidak beruntung bisa jatuh ke lapisan sosial di bawahnya.
3. BEBERAPA
TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
§
Kelas atas (upper class)
§
Kelas bawah (lower class)
§
Kelas menengah (middle class)
§
Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai
teori-teori tentang pelapisan masyarakat, seperti:
§
Aristotelesmembagi
masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah,
dan melarat.
§
Dr.Selo Sumardjandan Soelaiman
Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat ada
sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu
yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan
adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
4. PEMBEDAAN DAN GEJALA
GEJALA DARI PELAPISAN SOSIAL
·
Sistem pelapisan
masyarakat yang tertutup
Di dalam sistem ini
perpindahan anggota masyarakat ke lapisan lain baik keatas
Maupun ke bawah tidak mungkin terjadi , kecuali ada hal – hal yang istimewa .
Di dalam sistem yang demikian itu satu – satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran . Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta . Sebagaimana kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
Maupun ke bawah tidak mungkin terjadi , kecuali ada hal – hal yang istimewa .
Di dalam sistem yang demikian itu satu – satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran . Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta . Sebagaimana kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
1..Kasta Brahmana: yang
merupakan kastanya golongan – golongan pendeta dan Merupakan kasta
tertinggi
2. Kasta Ksatria:
merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang Dipandang sebagai lapisan kedua
3. Kasta Waisya:
merupakan kasta dari golongan pedagang yang dipandang
Sebagai lapisan menengah ketiga .
Sebagai lapisan menengah ketiga .
4. Kasta Sudra:
merupakan kasta dari golongan rakyat jelata
5. Paria: adalah
golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta .
Yang termasuk golongan ini misalnya kaum Gepeng dsb.
Yang termasuk golongan ini misalnya kaum Gepeng dsb.
·
Sistem pelapisan masyarakat terbuka
Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota
masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau
naiknya ke lapisan yang di atasnya.
Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini . Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu . Tetapi disamping itu orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya . Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut “Achieve status”. Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat , sistem pelapisan masyarakat yang terbuka sangat menguntungkan . Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain . Dengan demikian orang berusaha untuk mengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita – citakan . Demikian sebaliknya bagi mereka yang tidak bermutu akan semakin didesak oleh mereka yang cakap , sehingga yang bersangkutan bisa jatuh ke tangga sosial uang lebih rendah
Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini . Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu . Tetapi disamping itu orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya . Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut “Achieve status”. Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat , sistem pelapisan masyarakat yang terbuka sangat menguntungkan . Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain . Dengan demikian orang berusaha untuk mengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita – citakan . Demikian sebaliknya bagi mereka yang tidak bermutu akan semakin didesak oleh mereka yang cakap , sehingga yang bersangkutan bisa jatuh ke tangga sosial uang lebih rendah
Orang dengan status sosial yang tinggi cenderung
lebih dihormati dari pada yang mempunyai status sosial rendah. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan deskriminasi sosial di dalam masyarakat.Contohnya pada suatu
acara di balai warga, orang yang mempunyai kedudukan tinggi atau mempunyai
status ekonomi yang baik akan di utamakan dan diberi tempat khusus pada
perhelatan tersebut, sedangkan orang dengan status sosial yang masih rendah
umumnya mendapat tempat di belakang padahal sudah menganti lebih awal. Atau
pada rapat warga, yang diundang untuk menghadiri rapat hanyalah warga dengan
status sosial yang tinggi tanpa mau mendengarkan pendapat dari warga
lainya.
Hal ini lambat laun dapat menimbulkan
kecemburuan sosial di masyarakat dan dapat menimbulkan ketidakharmonisan antar
warga. Untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial akibat adanya pelapisan
sosial ini, hendaknya orang dengan status sosial yang lebih tinggi dapat “Duduk
sama rendah, Berdiri sama tinggi” dan saling merangkul satu sama lain dengan
warga yang memiliki status sosial yang rendah agar terjadi keharmonisan di
dalam bermasyarakat.
1. KESAMAAN
DERAJAT
Hubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada
umumya terjadi secara timbal balik. Artinya, setiap orang sebagai anggota
masyarakat, mempunyai hak dan kewajiban, baik tehadap masyarakat maupun
pemerintah negara. Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri
pribadi kepada diri orang lain ataupun masyarakat, biasanya persamaan derajat
itu dapat dinyatakan dengan HAM (Hak Asasi Manusia) yang telah diatur dalam UUD
45 pasal 1, pasal 2 ayat 1, pasal 7 tentang persamaan hak.
1.Persamaan
derajat di Indonesia
Persamaan derajat adalah persamaan nilai, harga taraf
yang membedakan makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya. Harkat manusia
adalah nilai manusia sebagai makhluk tuhan yang dibekali cipta, rasa, karsa dan
hak-hak serta kewajiban asasi manusia. Martabat adalah tingkatan harkat
kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat.sedangkan kesamaan derajat adalah
tingkatan, martabat dan kedudukan manusia sebagai makhluk tuhan yang memiliki
kemampuan kodrat,hak dan kewajiban.
2.Pasal-Pasal
Dalam UUD 1945 Tentang Persamaan Hak
a) Pasal 27
Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi
yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b) Pasal 28
Ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
c) Pasal 29
Ayat 1 kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang
dijamin oleh negara.
d) Pasal 31
Ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai
pengajaran.
3. MASSA
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu
pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa
hal menyerupai keramaian, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam
hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta
dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh
beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka
yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers,
atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
1. Ciri-Ciri
Massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri
yang membedakan di dalam massa :
·
Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat
atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang
berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang
mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
·
Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih
tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
·
Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman
antara anggotaanggotanya.
·
Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan
tingkatan sosial.
·
Anonim dan heterogen.
·
Tidak terdapat interaksi dan interelasi.
·
Tidak mampu bertindak secara teratur.
·
Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada
pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi).
Kesimpulan
§
Pelapisan social adalah perbedaan dalam masyarakat
yang masuk ke dalam susunan bertinkat atau seperti kasta.
§
Faktor-faktor yang membentuk Pelapisan Sosial
(Stratifikasi Sosial) adalah Kekayaan, Kekuasaan atau Kewenangan, Kehormatan,
dan Ilmu Pengetahuan.
§
Sifat stratifikasi social tertutup yaitu membatasi
perpindahan lapisan social seseorang. Sedangkan stratifikasi social tertutup memungkinkan
seseorang berpindah lapisan sesuai kemampuan yang dimilikinya.
§
Kesamaan derajat adalah kesamaan diri sendiri kepada
orang lain dan masyarakat, yang dinyatakan sebagai Hak Aasi Manusia.
§
Elite adalah golongan teratas atau menempati puncak
struktur social yang terpenting dan mepunyai keunggulan dalam pencapaian di
bidang mereka.
§
Massa adalah pengelompokan menyerupai keramaian yang
berasal dari segala tingkatan social dan berbagai lapisan masyarakat
muhammadsahal-isd.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar